Sunday, November 14, 2010

Tambang Pasir Merapi Dan Konflik Sosial


Ijin Tambang Tidak Menjamin Aman
Memicu konflik sesama Warga

Tambang Pasir di kecamatan Kemalang nampaknya harus dikaji ulang,karena banyaknya persoalan yang selalu muncul karena dampak tambang tersebut.selalin jalan umum yang rusak,kecelakaan yang selalu terjadi,ancaman kerusakan lingkungan ,minat sekolah pada anak atau remaja yang semakin berkurang lantaran persaingan hidup dengan kebutuhan kemewahan karena kemudahan mencari duit di tambang,yang lebih parah lagi konflik social yang sering timbul karena damapak tambang, disalah satu lokasi kami melihat banyak persoalan-persoalan yang muncul kapan saja,baik sesame pekerja tamabang,sesame pengelola alat berat,atau antara pemilik alat berat dan pengelola maupun si punya lahan,kejadian yang baru saya lihat adalah cermin bagi semua untuk di renungkan kemudian di fahami,terlebih para pemegang kebijakan segera mengambil sikap,kalaupun tambang tidak dihentikan mestinya dikaji ulang aturan yang baku yang bisa bermanfaat kepada semua, termasuk kepada anak cucu kita.



Konflik akan terjadi kalau tidak saling Toleransi

Sebuah tontonan Mengerikan Di lokasi tambang,pagi ini tanggal 1 Mei 2010,saya di melihat longsoran dilokasi tambang pasir lahan milik seorang warga Deles,dengan ketinggian longsoran + 50 meter yang mengangkut pohon Mindi, saat kejadian memang tidak ada kendaraan yang mengantri seperti biasanya ,kalu ada mungkin bisa puluan truk yang tertimbun,..itu Gambaran yang sangat mengerikan, disisi lain tampak seorang pemilik lahan yang longsor (sebut saja Mr.X demi keamanan).sedangkan Beliau Mr X tidak berniat menambang pasir di kebunya,dengan alasan mencintai pohon dan tanaman, lantas si penyabar Mr.X Hanya meneteskan air mata saat saya antar ke lokasi tersebut karena melihat longsoran yang membawa pohon mindi besarnya,longsor yang disebabkan ditamabng pasir di sebelahnya atau kebun milik orang lain,.. pertanyaan saya siapa yang bertanggung jawab atas ini semua?? Pemegang ijin,Pemberi ijin,atau Si empunya kebun di sebelahnya (yang di tambang)??.. Kata Mr.X.. “Kulo mboten badhe nuntut sinten mawon Gusti Pangeran Mboten Sare” (saya tidak akan menuntut siapapun saya serahkan pada keadilan Tuhan saja) tuturnya sambil meneteskan air mata.

Kesimpulanya andaikan warga masyarakat tidak saling menghargai apa yang terjadi, bagaimana kalo terjadi di daerah lain yang Individualismenya tinggi,sosialnya tidak ada, .. untung terjadi di masyarakat desa yang masih kental dengan kekerabatan,Gotongroyong dan Toleransi tinggi (Kelinci)

Sumber : http://merapi.combine.or.id/baca/1093/tambang-pasir-merapi-dan-konflik-sosial.html