Tuesday, July 13, 2010

Kondisi Geologi dan Morfologi Kabupaten Kendal

Kondisi Geografis

Kabupaten Kendal terletak pada 109,40' - 110,18' Bujur Timur dan 6,32' - 7,24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten Kendal meliputi :
Utara : Laut Jawa
Timur : Kota Semarang
Selatan : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Temanggung
Barat : Kabupaten Batang
Jarak terjauh wilayah Kabupaten Kendal dari Barat ke Timur adalah sejauh 40 Km, sedangkan dari Utara ke Selatan adalah sejauh 36 Km. Kabupaten Kendal mempunyai luas wilayah sebesar 1.002,23 Km2 yang terbagi menjadi 20 Kecamatan dengan 265 Desa serta 20 Kelurahan.


Gambar 1. Peta Lokasi Kendal

Kondisi Geomorfologi

Morfologi Kendal dapat dikelompokkan menjadi dua satuan, yaitu satuan perbukitan bergelombang dan satuan dataran aluvium (Gambar 2). Pembagian ini terutama didasarkan pada kondisi bentang alamnya.




Gambar 2. Peta Geomorfologi Kendal


kondisi iklim dan curah hujan

Mengingat wilayah Kabupaten Kendal yang terbagi menjadi 2 (dua) daerah dataran, maka kondisi tersebut mempengaruhi kondisi iklim wilayah Kabupaten Kendal. Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara yang didominasi oleh daerah dataran rendah dan berdekatan dengan Laut Jawa, maka kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih panas dengan suhu rata-rata 270 C. Sedangkan wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan dan dataran tinggi, kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih sejuk dengan suhu rata-rata 250 C.

Satuan Dataran aluvium

Satuan ini terdiri atas satuan dataran pantai, sungai, dan rawa. Kemiringan lereng berkisar dari datar sampai agak landai (0 5°), dengan ketinggian kurang dari 1 m sampai lebih kurang 10 m. Satuan ini disusun oleh endapan rawa dan sungai yang pada umumnya terdiri atas lempung, pasir, lanau, lumpur, dan gambut. Secara umum, tumbuhannya didominasi oleh semak dan rawa. Sungai utama yang mengalir di daerah ini adalah Kali Bodri, Kali Kunto, Kali Blukar, dan Kali Cangkring yang hulu- nya bersumber dari perbukitan sebelah selatan dan bermuara di pantai utara Jawa. Material hasil erosi yang kemudian diangkut oleh sungai ini diendapkan di pantai utara Jawa dan membentuk endapan delta aktif.

Secara umum, terlihat bahwa kerapatan pola aliran yang berkembang di sebelah timur lebih jarang bila dibandingkan dengan kerapatan pola aliran di sebelah barat. Di sebelah timur berkembang pola aliran subparalel - paralel, sedangkan di sebelah barat dan di sebelah selatan berkembang pola aliran subdendritik - dendritik.

Satuan Perbukitan Bergelombang

Morfologi satuan perbukitan bergelombang mempunyai kemiringan lereng berkisar dari agak landai sampai agak terjal (5 25°) dengan keting- gian antara 50 m sampai 300 m di atas permukaan laut. Sekitar 25% Kendal ditempati oleh satuan ini, yang tersebar di sebelah selatan Kendal.

Batuan yang menyusun satuan morfologi ini pada umumya terdiri atas batupasir tufan, konglomerat, dan breksi vulkanik. Breksi vulkanik diendapkan sebagi lahar (Thanden drr.,1996).

Tataan Stratigrafi

Menurut Thanden drr. (1996) urutan stratigrafi daerah penelitian disusun oleh Formasi Damar, Endapan Rawa, dan Aluvium. Hubungan antara Formasi Damar dengan endapan aluvium/rawa adalah tidak selaras. Pemerian tiap-tiap formasi, mulai dari umur tua ke yang muda, adalah sebagai berikut:

Formasi Damar (QTd)

Formasi Damar tersingkap di sekitar Sungai Damar yang letaknya sebelah barat daya Kendal. Formasi ini berumur Plio-Plistosen, dan sedimennya sebagian diendapkan di lingkungan nonmarin, yang diindikasikan oleh fosil sisa vertebrata. (Thanden drr., 1996). Formasi ini terdiri atas batupasir tufan, konglomerat, dan breksi vulkanik. Batupasir mengandung mineral mafik, felspar, dan kuarsa. Formasi ini tersebar di sebelah selatan Kendal dengan pola penyebaran timur – barat.

Endapan Aluvium (Qal)

Endapan Aluvium tersebar cukup luas dan menu- tupi hampir 90% Kendal. Endapan aluvi- um ini menindih Formasi Damar secara tidak selaras. Thanden drr. (1996) membedakan endapan aluvium menjadi endapan dataran pantai, dataran sungai, dan danau. Endapan dataran pantai umumnya terdiri atas lempung dan pasir, membentuk endapan delta, dan mencapai ketebalan kurang lebih 80 m. Endapan alur sungai dan danau terdiri atas kerikil, kerakal, pasir, dan lanau dengan tebal 1 – 3 m.

Struktur dan Tektonik

Struktur geologi yang terdapat di Kendal merupakan struktur sesar yang bertindak sebagai batas tektonik, yaitu antara Formasi Damar dan Formasi Kerek. Di dalam Peta Geologi Lembar Magelang Semarang, skala 1 : 100.000 (Thanden drr. 1996), struktur sesar tersebut digambarkan memanjang dengan arah timur barat dan memotong Formasi Kerek, Formasi Damar, dan Formasi Kali Getas (Gambar 4). Berdasarkan fakta tersebut, sesar ini merupakan sesar Kuarter yang berumur lebih muda dari umur formasi yang dipotong oleh sesar tersebut, yaitu Formasi Damar (Plio-Plistosen). Di sekitar daerah Muteran, sesar tersebut digambarkan secara jelas sebagai sesar naik, sedangkan di sekitar lereng utara Gunung Gili Kelor digambarkan sebagai kelurusan, dan sekitar Sungai Damar sesar tersebut kemudian digambarkan sebagai sesar yang diberi notasi U (up) dan D (down). Menurut Thanden drr. (1996), kegiatan tektonik di daerah ini ditandai oleh munculnya intrusi basal dan andesit pada Tersier Awal. Kegiatan ini kemudian diikuti oleh pengangkatan dan proses erosi.

Hasil erosi kemudian mengendap dan membentuk sedimen turbidit diendapkan Formasi Kerek di lingkungan neritik, yang kemudian di atasnya diendapkan Formasi Kalibeng di lingkungan laut dalam, serta Formasi Damar di lingkungan transisi abisal. Pada Plio-Pliostosen kemudian terjadi lagi tektonik yang membentuk lipatan-lipatan tak simetris (tak setangkup), dan diikuti oleh sesar naik berarah relatif barat timur, sesar geser berarah timur laut barat daya dan barat laut – tenggara, serta sesar normal. Berdasarkan fakta tersebut, terlihat jelas bahwa kegiatan tektonik Plio-Plistosen merupakan tektonik yang paling optimal pada saat itu. Setelah kegiatan tersebut berangur-angsur melemah, terjadilah peningkatan aktivitas gunung api yang menghasilkan berbagai ragam batuan.




Gambar 3. Peta Geologi Kendal

Kegempaan

Sebaran titik pusat gempa berdasarkan kedalaman di Kendal memperlihatkan adanya pengaruh kuat aktivitas subdaksi. Secara jelas terlihat bahwa pola sebaran kedalaman gempa mengalami perubahan. Kedalaman gempa dari arah selatan ke arah utara secara berangsur-angsur berubah menjadi lebih dalam (Gambar 7).




Gambar 4. Peta kedalaman kedalaman gempa daerah Kendal dan sekitarnya, Provinsi Jawa Tengah

Kondisi ini dapat dilihat lebih jelas pada profil gempa yang dibuat mulai dari zona subdaksi hingga ke Laut Jawa melalui Kendal (A – B)(Gambar 8).

Di sebelah utara Kendal (Laut Jawa), terlihat adanya konsentrasi gempa dengan kisaran kedalaman antara 451 600 km. Sementara di sebelah timur terdapat titik-titik pusat gempa dengan kedalaman antara 151 450 km, dan di sebelah sela- tan terdapat gempa-gempa dengan kedalaman antara 91 150 km. Secara umum, gempa-gempa tersebut digolongkan ke dalam gempa dalam.

Selanjutnya berdasarkan magnitudo gempa (Gambar 9), di daerah Kendal terlihat adanya gempa yang berkekuatan antara 6,1 mb 7,0 mb pada kedalaman antara 151 km 450 km.


Secara umum, kekuatan gempa di Kendal berkisar antara 4,1 mb 6,0 mb dengan kedalaman gempa berkisar dari 151 km – 600 km.

Namun, di perhatikan lebih terperinci, di sekitar Kendal terdapat beberapa gempa dengan kedalaman yang dangkal (0 90 km) dengan magnitudo sebesar 4 6 mb. Berdasarkan letak geografisnya yang jauh dari zona subdaksi, dipastikan bahwa kejadian gempa dangkal ini tidak terkait dengan aktivitas subdaksi. Oleh karena itu, jenis gempa ini merupakan gempa yang berkaitan dengan struktur sesar aktif di daerah tersebut. Fakta tersebut mengindikasikan bahwa lajur sumber gempa di daerah ini paling sedikit diwakili oleh lajur penunjaman subdaksi Jawa dan sesar aktif di sekitar Semarang.

Lumbanbatu (2004) telah melakukan kajian kegempaan di daerah Semarang. Dia menyebutkan bahwa kejadian gempa di daerah tersebut tercatat sejumlah 3.002 kali. Frekuensi kejadian gempa berdasarkan kedalamannya didominasi oleh gempa dangkal dengan kedalaman berkisar antara 0 90 km, yaitu sebesar 81,9%. Selanjutnya, disebutkan bahwa daerah ini patut dicermati sebagai daerah yang rentan terhadap bencana gempa bumi. Seperti disebutkan di atas, di Kendal ini endapan yang rentan terhadap pelulukan adalah endapan alur sungai purba dan endapan alur estuari. Lebih lanjut, Lumbanbatu dan Soemantri, (2007) memisahkan endapan alur sungai tersebut menjadi tiga kelompok yang berbeda. Pemisahan ini didasarkan pada posisi stratigrafis endapan alur sungai tersebut.