Sunday, November 14, 2010

Tambang Pasir Merapi Dan Konflik Sosial


Ijin Tambang Tidak Menjamin Aman
Memicu konflik sesama Warga

Tambang Pasir di kecamatan Kemalang nampaknya harus dikaji ulang,karena banyaknya persoalan yang selalu muncul karena dampak tambang tersebut.selalin jalan umum yang rusak,kecelakaan yang selalu terjadi,ancaman kerusakan lingkungan ,minat sekolah pada anak atau remaja yang semakin berkurang lantaran persaingan hidup dengan kebutuhan kemewahan karena kemudahan mencari duit di tambang,yang lebih parah lagi konflik social yang sering timbul karena damapak tambang, disalah satu lokasi kami melihat banyak persoalan-persoalan yang muncul kapan saja,baik sesame pekerja tamabang,sesame pengelola alat berat,atau antara pemilik alat berat dan pengelola maupun si punya lahan,kejadian yang baru saya lihat adalah cermin bagi semua untuk di renungkan kemudian di fahami,terlebih para pemegang kebijakan segera mengambil sikap,kalaupun tambang tidak dihentikan mestinya dikaji ulang aturan yang baku yang bisa bermanfaat kepada semua, termasuk kepada anak cucu kita.



Konflik akan terjadi kalau tidak saling Toleransi

Sebuah tontonan Mengerikan Di lokasi tambang,pagi ini tanggal 1 Mei 2010,saya di melihat longsoran dilokasi tambang pasir lahan milik seorang warga Deles,dengan ketinggian longsoran + 50 meter yang mengangkut pohon Mindi, saat kejadian memang tidak ada kendaraan yang mengantri seperti biasanya ,kalu ada mungkin bisa puluan truk yang tertimbun,..itu Gambaran yang sangat mengerikan, disisi lain tampak seorang pemilik lahan yang longsor (sebut saja Mr.X demi keamanan).sedangkan Beliau Mr X tidak berniat menambang pasir di kebunya,dengan alasan mencintai pohon dan tanaman, lantas si penyabar Mr.X Hanya meneteskan air mata saat saya antar ke lokasi tersebut karena melihat longsoran yang membawa pohon mindi besarnya,longsor yang disebabkan ditamabng pasir di sebelahnya atau kebun milik orang lain,.. pertanyaan saya siapa yang bertanggung jawab atas ini semua?? Pemegang ijin,Pemberi ijin,atau Si empunya kebun di sebelahnya (yang di tambang)??.. Kata Mr.X.. “Kulo mboten badhe nuntut sinten mawon Gusti Pangeran Mboten Sare” (saya tidak akan menuntut siapapun saya serahkan pada keadilan Tuhan saja) tuturnya sambil meneteskan air mata.

Kesimpulanya andaikan warga masyarakat tidak saling menghargai apa yang terjadi, bagaimana kalo terjadi di daerah lain yang Individualismenya tinggi,sosialnya tidak ada, .. untung terjadi di masyarakat desa yang masih kental dengan kekerabatan,Gotongroyong dan Toleransi tinggi (Kelinci)

Sumber : http://merapi.combine.or.id/baca/1093/tambang-pasir-merapi-dan-konflik-sosial.html

Friday, October 29, 2010

DOWNLOAD MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

1. Animasi Evolusi Tektonik Indonesia >>Download<<
2. Citra Penginderaan Jauh >>Download<<
3. Geografi Sejarah dan Pemetaan >>Download<<
4. Geomorfologi Pulau Jawa >>Download<<
5. Kondisi Geografi Kota Semarang >>Download<<
6. Perubahan Sosial dan Budaya >>Download<<
7. Sistem Informasi Geografis >>Download<<
8. Stratifikasi dan Diferensiasi Sosial >>Download<<
9. Pola Keruangan Kota dan Desa >>Download<<

Friday, October 22, 2010

Fakta - Fakta Tentang Bulan

Usia Bulan:
Usia bulan lebih tua dari yang diperkirakan, bahkan diperkirakan lebih tua daripada bulan dan matahari itu sendiri! Umur Bumi paling tua yang bisa diperkirakan adalah 4.6 Milyar tahun. Sementara itu batuan Bulan malah sudah berumur 5.3 Milyar tahun. Bulan lebih tua 1 milyar tahun ketimbang Bumi!

Lebih keras diatas:
Normalnya sebuah planet akan keras di dalam dan makin lama makin lembut diatas, seperti bumi kita. Tidak demikian hal nya dengan bulan. Bagian dalam bulan seperti berongga, sementara bagian atasnya keras sekeras Titanium. Hal ini lah yang menyebabkan bahwa bulan bagaimanapun juga sangat kuat dan tahan serangan. Kawah terbesar di Bulan berdiameter 300KM, dengan kedalaman hanya 6.4KM. Sementara itu, menurut hitungan ilmuwan, jika batuan yang menubruk bulan tadi, menubruk Bumi, maka akan terbentuk lubang paling tidak sedalam 1.200KM!

Bulan yang berongga juga dibuktikan saat kru Apollo yang meninggalkan Bulan, membuang kembali sisa pesawat yang tidak digunakan kembali ke Bulan . Hasilnya, sebuah gempa dan gema pada permukaan bulan terjadi selama 15 menit. Penemuan ini diulang kembali oleh kru Apollo 13, yang kali ini jatuh lebih keras, menimbulkan gema selama 3 jam 20 menit.

Ibaratnya seperti sedang membunyikan lonceng yang kemudian berdentang, hanya saja karena tidak ada udara, maka suara dentang lonceng yang dihasilkan tidak bisa didengar oleh manusia. Sementara itu, penemuan ini dipertanyakan oleh Carl Sagan, bahwa satelit alamiah nggak mungkin kopong dalam nya.

Bebatuan Bulan:
Asal usul batuan dan debu bulan sendiri tidak jelas, karena perbedaan komposisi pembentuk bulan yang berbeda sekali dengan komposisi batuannya. Batu yang pernah diambil team apollo sebesar 380KG lebih, menunjukkan ada nya bahan unik dan langka seperti Titanium murni, kromium, itrium, dan lain lain. Logam ini sangat keras, tahan panas, anti oksidasi. Jenis logam ini tidak terdapat secara alamiah di alam, dan jelas tidak mungkin terbentuk secara alamiah.

Para ilmuwan juga mengalami kesulitan menembus sisi luar bulan sewaktu mereka mengebor bagian terluar bulan. Setelah di teliti, bagian yang di bor tadi adalah sebuah mineral dengan kandungan titanium, uranium 236 dan neptunium 237. Bahan bahan super keras anti karat, yang juga tidak mungkin terbentuk secara alamiah, karena digunakan di bumi untuk membuat pesawat stealth. Kemungkinan besar, ini logam hasil sepuhan manusia!

Batuan bulan juga entah bagaimana sangat magnetik. Padahal tidak ada medan magnet di Bulan itu sendiri. Berbeda dengan bumi yang banyak sekali mengandung medan magnet.

Air menguap:
Pada 7 Maret 1971, instrumen bulan yang dipasang oleh astronot merekam adanya air melewati permukaan bulan. Uap air tadi bertahan hingga 14 jam dan menutupi permukaan seluas 100 mil persegi.

Ukuran bulan = Matahari?
Bulan bisa menutupi matahari dalam gerhana bulan total, tapi ukurannya tidak sama. Yang menarik, jarak matahari ke bumi persis 395 kali lipat jarak bulan ke bumi, sedangkan diameter matahari persis 395 kali diameter bulan. Pada saat gerhana matahari total, ukuran bumi dan bulan persis sama, sehingga matahari bisa tertutup bulan secara sempurna. Hitungan ini terlalu cermat dan akurat jika hanya merupakan kebetulan astronomi semata.

Orbit yang aneh:
Orbit bulan merupakan satu satunya yang benar benar hampir bulat sempurna dari semua sistem tata surya kita. Berat utama bulan terletak lebih dekat 6000 kaki ketimbang pusat geometris nya, yang harusnya justru mengakibatkan orbit lengkung. Sesuatu yang tidak diketahui telah membuat bulan stabil pada poros nya. Suatu teori yang belum di yakini benar adanya juga mengatakan bahwa wajah bulan yang selalu sama di setiap hari nya karena adanya suatu hal yang menyebabkan itu. Yang pada intinya, tetap suatu kebetulan astronomi.

Asal usul bulan:
Teori bahwa bulan tadinya adalah sebagian dari bumi yang mental keluar bumi karena tumbukan hebat di masa lalu hampir saja di setujui oleh semua orang, setelah sebelumnya mereka mengira bahwa bulan terbentuk dari debu debu angkasa yang mampat menjadi satelit bumi. Belakangan ini teori menyebutkan bahwa jika bagian sebesar bulan terambil dari bumi, maka bumi tidak akan bisa bulat seperti sekarang. Dan jika bulan tidak berongga, maka tidak mungkin bulan bisa berada menjadi satelit bumi. Terlalu berat dan bulan akan menghantam bumi.

Teori teori asal usul bulan kembali dipertanyakan, dan teori paling gila sepanjang sejarah mulai muncul, bahwa bulan diciptakan dengan sengaja oleh manusia terdahulu sebagai alat bantu dalam navigasi dan juga astronomi!

Bulan adalah kapal luar angkasa?
Kesempurnaan bulan yang keterlaluan, dan berbagai anomali yang ada dibulan, plus ditambah banyaknya benda benda terbang tak dikenal di bulan membuat banyak pihak mengatakan bahwa kemungkinan besar bulan adalah sebuah pesawat luar angkasa super besar yang diciptakan oleh mahluk cerdas pendahulu kita. Dan bulan BELUM ditinggalkan oleh penghuni nya! Semua kru Apollo dan astronot astronot lain atau peneliti bulan, semuanya telah melihat cahaya cahya adan benda benda terbang tak dikenal yang lalu lalang diantara bulan, muncul dan hilang begitu saja, bahkan selalu menyertai setiap kedatangan dan kepergian para team astronot yang mengunjungi bulan.

sumber: http://blognyajose.blogspot.com/2010/01/fakta-mengerikan-tentang-bulan.html

Mengenal Planet “Gliese 581 c” Bumi Ke-2 Di Jagat Raya

Gliese 581 c juga disebut HO Librae c, Wolf 562 c, dan HIP 74995 c, adalah bumi super atau planet ekstrasurya. Kemmungkinan planet ini berada pada zona layak huni, dimanna suhu permukaannya mengizinkan adanya air. Planet ini berjarak 20,4 tahun cahaya (193 triliun km) dari Bumi ddan terletak di rasi bintang Libra. Gl 581, atau Gliese 581, merupakan bintang ke 581 dalam urutan Katalog Gliese. Katalog tersebut dibuat oleh Gliese, diterbitkan ppada tahun 1969 dan diperbaharui tahun 1991 olleh Gliese dan Jahreiss.








Keadaan fisik Gliese 581 c


Temperatur normal planet ini berkisar dari 0–40 °C (32–104 °F), Gliese 581 c mungkin adalah planet di luar tatasurya pertama yang mirip dengan Bumi. Massa planet ini sekitar lima kali Bumi, dan merupakan planet terkecil yang ditemukan di luar tata surya hingga saat ini. (Perhitungan massa yang didasarkan pada planet lain dari sistem ini, Gliese 581 b telah diketahui. Para penemu Gliese 581 c yakin terdapat planet ketiga, Gliese 581 d, jadi Gliese 581 c akan memiliki 5,03 kali massa Bumi). Berpijak pada asumsi bahwa planet tersebut adalah planet berbatu dan bukan planet yang dingin, maka planet ini akan memiliki radius 50% lebih besar daripada Bumi, di mana gravitasi permukaannya kira-kira 2,1 kali lebih kuat daripada di Bumi. Sistem planet ini diperkirakan berusia 4,3 milyar tahun.

















Orbit Gliese 581 c

Gliese 581 c memiliki periode orbit 13 hari Bumi dan mengorbit 14 kali lebih dekat kepada bintang utamanya daripada orbit Bumi mengelilingi Matahari, sekitar 11 juta kilometer dari bintangnya, sementara Bumi berjarak 150 juta kilometer dari Matahari.

Usia Gliese 581 c

Sistem Gliese 581 diperkirakan berusia 4.3 milyar tahun. Jika dibandingkan, tata surya diperkirakan berusia 4.57 miliar tahun.

Iklim
Perbandingan antara Bumi dan Gliese 581 c
Gliese 581 c memiliki kesetimbangan temperatur permukaan antara 0 °C dan 40 °C. Namun, temperatur permukaan tergantung pada atmosfer planet, yang masih tidak

Penemuan Gliese 581 c

Planet ini ditemukan oleh tim Stephan Udry dari Observatorium Jenewa di Swiss menggunakan HARPS yang dipasang pada teleskop 3,6 m di European Southern Observatory, La Silla, Chili. Tim menggunakan teknik kecepatan radial. Tim ini sekarang bermaksud untuk menggunakan teleskop MOST yang dibangun di kanada untuk pengamatan nantinya terhadap Planet itu.



Cairan air Gliese 581 c

Gliese 581 c dipercaya berada dalam zona layak huni di mana air, jenis zat yang penting bagi kehidupan, berada dalam keadaan cair.
Walaupun potensi adanya air diprediksi oleh model zona layak huni, tidak ada bukti yang menentukan telah ditemukan. Teknik seperti yang digunakan untuk mengukur HD 209458 b bisa berpotensi diterima untuk menentukan keberadaan uap air di planet luar tatasurya.

Kesulitan penjelajahan Gliese 581 c

Gliese 581 c memiliki beberapa tantangan untuk dijelajahi dan dipelajari. Planet ini tidak pernah secara langsung diamati, dan pencarian akan tanda-tanda kehidupan akan memakan waktu beberapa tahun. Namun, menurut anggota tim peneliti Xavier Delfosse: Karena temperatur dan relatif dekatnya, planet ini akan menjadi target paling penting dalam misi luar angkasa di masa depan yang untuk mencari kehidupan luar angkasa. Dalam peta harta karun angkasa luar, kita akan tergiur untuk menandai planet ini dengan tanda X.

Jika satelit dikirim dari Bumi untuk mengeksplorasi Gliese 581, akan memakan waktu 20,5 tahun untuk mencapainya dalam kecepatan cahaya
Dimitar Sasselov dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang mempelajari struktur dan formasi planet, mengatakan, “20 tahun cahaya. Kita bisa pergi ke sana.

Sumber:
http://www.taukahkamu.com/2010/10/mengenal-planet-gliese-581-c-bumi-ke-2.html

Planet Mars ketika mendekati bumi di tahun 2010

Beberapa tahun yang lalu, mungkin ada yang masih ingat, ketika ramai dibicarakan bahwa Mars akan mendekati Bumi dengan ukuran sebesar Bulan, tentunya tidak!

Memang benar bahwa dalam lintasannya mengitari Matahari, baik Bumi dan Mars pada suatu ketika berada pada suatu posisi yang saling mendekat satu sama lain, karena lintasan Bumi, Mars, tidaklah merupakan lingkaran sempurna, tetapi berupa lintasan elips, dengan Matahari berada pada salah satu titik fokus elips.

Bumi bergerak mengitari Matahari lebih cepat daripada Mars, dan setiap 26 bulan, Bumi akan mendahului Mars melalui lintasan dalam, dan ketika itu, saat Matahar-Bumi-Mars berada pada segaris, dikenal sebagai oposisi Mars.



Maka, oposisi Mars akan selalu terjadi setiap 26 bulan, dan biasanya di waktu oposisi tersebut maka, Bumi dan Mars berada pada posisi yang saling berdekatan.

Jarak antara Bumi dan Mars tidak selalu sama setiap oposisi, karena orbit Mars yang sedikit lebih lonjong, maka jarak terdekat antara Bumi dan Mars tidak selalu tepat saat oposisi, tetapi selalu berada di sekitar waktu oposisi, yang berselisih beberapa hari dari waktu oposisinya.

Dan biasanya, pada saat saling mendekat itu, maka Mars akan tampak cerlang dan cerlang, lebih kemerahan, kelihatan lebih jelas, baik diamati mempergunakan mata, binokular ataupun teleskop, tetapi yang pasti, tidak akan mencapai sebesar Bulan!

Oleh karena bentuk geometri yang unik itu, maka setiap terjadi jarak yang terdekat antara Bumi-Mars (yang berperiode 26 bulan itu), tidak akan pernah sama dari satu kejadian ke kejadian berikutnya.

Pada kejadian oposisi Mars tahun 2003, yang dikenal sebagai peristiwa Mars dalam posisi paling dekat (sedekat-dekatnya) dengan Bumi, jarak yang terhitung sebagai terdekat adalah 55758006 km, dengan diameter tampak sekitar 25″; dan fenomena ini hanya bisa terjadi setiap 60 ribu tahun. Besarkah itu?

Bagi yang beruntung mengamati saat itu, Mars masih tetap sama seperti Mars yang telah diamati nenek moyang kita, dengan mata telanjang, masih berupa noktah merah terang di langit. Bahkan dengan teleskop sekalipun, tidak banyak berubah kenampakannya, hanya, detilnya agak lebih tampak sedikit.

Dan kemudian, di awal tahun 2010 ini, melalui siklus 26-bulan berikutnya (sesudah 2007), maka si merah kembali mendekat dengan Bumi! Di bulan Januari ini, Mars telah mencapai kecerlanganan mencapai sekitar -1 magnitudo, cukup terang teramati di langit sebagai suatu noktah merah yang jelas terlihat mempergunakan mata telanjang.

Pada tanggal 27 Januari 2010, posisi terdekatnya mencapai 99 juta km, dengan diameter tampak sekitar 14″, lalu, oposisi Mars tercapai pada tanggal 29 Januari 2010, dengan magnitudo mencapai -1,28. Mars akan berada dalam kondisi yang sangat cerlang dengan magnitudo di sekitar -1, sampai dengan tanggal 14 Februari 2010, dan sesudah itu akan semakin meredup.



Lalu, bagaimana kita menemukan Mars? Mudah, di bulan-bulan ini, ketika sore, carilah ke arah terbit di timur, apabila ada sebuah noktah yang cerlang berwarna kemerahan, besar kemungkinan itulah dia.

Apabila kita telah mengetahui tentang rasi-rasi di langit, (mempergunakan peta langit sangat membantu), atau mempergunakan peta bintang dari langitselatan , carilah rasi Cancer, maka disitulah ia berada!

Jadi, tunggu apa lagi? Apabila langit cerah, segeralah cari di mana sang Dewa Perang berada!

Sumber :
langitselatan.com

Tuesday, July 13, 2010

Kondisi Geologi dan Morfologi Kabupaten Kendal

Kondisi Geografis

Kabupaten Kendal terletak pada 109,40' - 110,18' Bujur Timur dan 6,32' - 7,24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten Kendal meliputi :
Utara : Laut Jawa
Timur : Kota Semarang
Selatan : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Temanggung
Barat : Kabupaten Batang
Jarak terjauh wilayah Kabupaten Kendal dari Barat ke Timur adalah sejauh 40 Km, sedangkan dari Utara ke Selatan adalah sejauh 36 Km. Kabupaten Kendal mempunyai luas wilayah sebesar 1.002,23 Km2 yang terbagi menjadi 20 Kecamatan dengan 265 Desa serta 20 Kelurahan.


Gambar 1. Peta Lokasi Kendal

Kondisi Geomorfologi

Morfologi Kendal dapat dikelompokkan menjadi dua satuan, yaitu satuan perbukitan bergelombang dan satuan dataran aluvium (Gambar 2). Pembagian ini terutama didasarkan pada kondisi bentang alamnya.




Gambar 2. Peta Geomorfologi Kendal


kondisi iklim dan curah hujan

Mengingat wilayah Kabupaten Kendal yang terbagi menjadi 2 (dua) daerah dataran, maka kondisi tersebut mempengaruhi kondisi iklim wilayah Kabupaten Kendal. Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara yang didominasi oleh daerah dataran rendah dan berdekatan dengan Laut Jawa, maka kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih panas dengan suhu rata-rata 270 C. Sedangkan wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan dan dataran tinggi, kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih sejuk dengan suhu rata-rata 250 C.

Satuan Dataran aluvium

Satuan ini terdiri atas satuan dataran pantai, sungai, dan rawa. Kemiringan lereng berkisar dari datar sampai agak landai (0 5°), dengan ketinggian kurang dari 1 m sampai lebih kurang 10 m. Satuan ini disusun oleh endapan rawa dan sungai yang pada umumnya terdiri atas lempung, pasir, lanau, lumpur, dan gambut. Secara umum, tumbuhannya didominasi oleh semak dan rawa. Sungai utama yang mengalir di daerah ini adalah Kali Bodri, Kali Kunto, Kali Blukar, dan Kali Cangkring yang hulu- nya bersumber dari perbukitan sebelah selatan dan bermuara di pantai utara Jawa. Material hasil erosi yang kemudian diangkut oleh sungai ini diendapkan di pantai utara Jawa dan membentuk endapan delta aktif.

Secara umum, terlihat bahwa kerapatan pola aliran yang berkembang di sebelah timur lebih jarang bila dibandingkan dengan kerapatan pola aliran di sebelah barat. Di sebelah timur berkembang pola aliran subparalel - paralel, sedangkan di sebelah barat dan di sebelah selatan berkembang pola aliran subdendritik - dendritik.

Satuan Perbukitan Bergelombang

Morfologi satuan perbukitan bergelombang mempunyai kemiringan lereng berkisar dari agak landai sampai agak terjal (5 25°) dengan keting- gian antara 50 m sampai 300 m di atas permukaan laut. Sekitar 25% Kendal ditempati oleh satuan ini, yang tersebar di sebelah selatan Kendal.

Batuan yang menyusun satuan morfologi ini pada umumya terdiri atas batupasir tufan, konglomerat, dan breksi vulkanik. Breksi vulkanik diendapkan sebagi lahar (Thanden drr.,1996).

Tataan Stratigrafi

Menurut Thanden drr. (1996) urutan stratigrafi daerah penelitian disusun oleh Formasi Damar, Endapan Rawa, dan Aluvium. Hubungan antara Formasi Damar dengan endapan aluvium/rawa adalah tidak selaras. Pemerian tiap-tiap formasi, mulai dari umur tua ke yang muda, adalah sebagai berikut:

Formasi Damar (QTd)

Formasi Damar tersingkap di sekitar Sungai Damar yang letaknya sebelah barat daya Kendal. Formasi ini berumur Plio-Plistosen, dan sedimennya sebagian diendapkan di lingkungan nonmarin, yang diindikasikan oleh fosil sisa vertebrata. (Thanden drr., 1996). Formasi ini terdiri atas batupasir tufan, konglomerat, dan breksi vulkanik. Batupasir mengandung mineral mafik, felspar, dan kuarsa. Formasi ini tersebar di sebelah selatan Kendal dengan pola penyebaran timur – barat.

Endapan Aluvium (Qal)

Endapan Aluvium tersebar cukup luas dan menu- tupi hampir 90% Kendal. Endapan aluvi- um ini menindih Formasi Damar secara tidak selaras. Thanden drr. (1996) membedakan endapan aluvium menjadi endapan dataran pantai, dataran sungai, dan danau. Endapan dataran pantai umumnya terdiri atas lempung dan pasir, membentuk endapan delta, dan mencapai ketebalan kurang lebih 80 m. Endapan alur sungai dan danau terdiri atas kerikil, kerakal, pasir, dan lanau dengan tebal 1 – 3 m.

Struktur dan Tektonik

Struktur geologi yang terdapat di Kendal merupakan struktur sesar yang bertindak sebagai batas tektonik, yaitu antara Formasi Damar dan Formasi Kerek. Di dalam Peta Geologi Lembar Magelang Semarang, skala 1 : 100.000 (Thanden drr. 1996), struktur sesar tersebut digambarkan memanjang dengan arah timur barat dan memotong Formasi Kerek, Formasi Damar, dan Formasi Kali Getas (Gambar 4). Berdasarkan fakta tersebut, sesar ini merupakan sesar Kuarter yang berumur lebih muda dari umur formasi yang dipotong oleh sesar tersebut, yaitu Formasi Damar (Plio-Plistosen). Di sekitar daerah Muteran, sesar tersebut digambarkan secara jelas sebagai sesar naik, sedangkan di sekitar lereng utara Gunung Gili Kelor digambarkan sebagai kelurusan, dan sekitar Sungai Damar sesar tersebut kemudian digambarkan sebagai sesar yang diberi notasi U (up) dan D (down). Menurut Thanden drr. (1996), kegiatan tektonik di daerah ini ditandai oleh munculnya intrusi basal dan andesit pada Tersier Awal. Kegiatan ini kemudian diikuti oleh pengangkatan dan proses erosi.

Hasil erosi kemudian mengendap dan membentuk sedimen turbidit diendapkan Formasi Kerek di lingkungan neritik, yang kemudian di atasnya diendapkan Formasi Kalibeng di lingkungan laut dalam, serta Formasi Damar di lingkungan transisi abisal. Pada Plio-Pliostosen kemudian terjadi lagi tektonik yang membentuk lipatan-lipatan tak simetris (tak setangkup), dan diikuti oleh sesar naik berarah relatif barat timur, sesar geser berarah timur laut barat daya dan barat laut – tenggara, serta sesar normal. Berdasarkan fakta tersebut, terlihat jelas bahwa kegiatan tektonik Plio-Plistosen merupakan tektonik yang paling optimal pada saat itu. Setelah kegiatan tersebut berangur-angsur melemah, terjadilah peningkatan aktivitas gunung api yang menghasilkan berbagai ragam batuan.




Gambar 3. Peta Geologi Kendal

Kegempaan

Sebaran titik pusat gempa berdasarkan kedalaman di Kendal memperlihatkan adanya pengaruh kuat aktivitas subdaksi. Secara jelas terlihat bahwa pola sebaran kedalaman gempa mengalami perubahan. Kedalaman gempa dari arah selatan ke arah utara secara berangsur-angsur berubah menjadi lebih dalam (Gambar 7).




Gambar 4. Peta kedalaman kedalaman gempa daerah Kendal dan sekitarnya, Provinsi Jawa Tengah

Kondisi ini dapat dilihat lebih jelas pada profil gempa yang dibuat mulai dari zona subdaksi hingga ke Laut Jawa melalui Kendal (A – B)(Gambar 8).

Di sebelah utara Kendal (Laut Jawa), terlihat adanya konsentrasi gempa dengan kisaran kedalaman antara 451 600 km. Sementara di sebelah timur terdapat titik-titik pusat gempa dengan kedalaman antara 151 450 km, dan di sebelah sela- tan terdapat gempa-gempa dengan kedalaman antara 91 150 km. Secara umum, gempa-gempa tersebut digolongkan ke dalam gempa dalam.

Selanjutnya berdasarkan magnitudo gempa (Gambar 9), di daerah Kendal terlihat adanya gempa yang berkekuatan antara 6,1 mb 7,0 mb pada kedalaman antara 151 km 450 km.


Secara umum, kekuatan gempa di Kendal berkisar antara 4,1 mb 6,0 mb dengan kedalaman gempa berkisar dari 151 km – 600 km.

Namun, di perhatikan lebih terperinci, di sekitar Kendal terdapat beberapa gempa dengan kedalaman yang dangkal (0 90 km) dengan magnitudo sebesar 4 6 mb. Berdasarkan letak geografisnya yang jauh dari zona subdaksi, dipastikan bahwa kejadian gempa dangkal ini tidak terkait dengan aktivitas subdaksi. Oleh karena itu, jenis gempa ini merupakan gempa yang berkaitan dengan struktur sesar aktif di daerah tersebut. Fakta tersebut mengindikasikan bahwa lajur sumber gempa di daerah ini paling sedikit diwakili oleh lajur penunjaman subdaksi Jawa dan sesar aktif di sekitar Semarang.

Lumbanbatu (2004) telah melakukan kajian kegempaan di daerah Semarang. Dia menyebutkan bahwa kejadian gempa di daerah tersebut tercatat sejumlah 3.002 kali. Frekuensi kejadian gempa berdasarkan kedalamannya didominasi oleh gempa dangkal dengan kedalaman berkisar antara 0 90 km, yaitu sebesar 81,9%. Selanjutnya, disebutkan bahwa daerah ini patut dicermati sebagai daerah yang rentan terhadap bencana gempa bumi. Seperti disebutkan di atas, di Kendal ini endapan yang rentan terhadap pelulukan adalah endapan alur sungai purba dan endapan alur estuari. Lebih lanjut, Lumbanbatu dan Soemantri, (2007) memisahkan endapan alur sungai tersebut menjadi tiga kelompok yang berbeda. Pemisahan ini didasarkan pada posisi stratigrafis endapan alur sungai tersebut.